Welcome to the Pong Salamba Family website! Here, you can discover information, stories, and connect with a broader network of family members. Let's come together to maintain our bonds and share in the joy!
PONG SALAMBA
Budaya dan Adat: Masyarakat Toraja memiliki tradisi yang kaya, termasuk upacara pemakaman yang megah, seperti Rambu Solo, yang mencerminkan penghormatan terhadap leluhur. Arsitektur: Rumah tradisional Toraja, yang dikenal sebagai Tongkonan, memiliki atap melengkung dan dihiasi dengan ukiran yang indah, mencerminkan status sosial pemiliknya. Pertanian: Toraja dikenal dengan pertanian padi dan kopi, yang menjadi sumber penghidupan bagi banyak penduduk. Kearifan Lokal: Masyarakatnya memiliki kearifan lokal yang mendalam, termasuk dalam hal menjaga lingkungan dan hubungan sosial. Pariwisata: Toraja menjadi tujuan wisata terkenal, menarik pengunjung untuk menjelajahi keindahan alam, budaya, dan tradisi yang masih dilestarikan hingga kini.
Di tengah keindahan alam desa, terdapat sebuah rumah tua yang menjadi saksi sejarah sebuah keluarga besar. Di dindingnya, terukir indah karya seni yang dikenal sebagai Pa'Tangke Rapa'. Ukiran ini bukan sekadar hiasan; ia adalah lambang harapan dan perlindungan bagi setiap anggota keluarga. Makna di Balik Ukiran Ukiran Pa'Tangke Rapa' diciptakan oleh nenek moyang keluarga sebagai simbol kekuatan dan kedamaian. Dengan detail yang melambangkan pohon, bunga, dan hewan, setiap elemen mengingatkan kita akan pentingnya saling mendukung dan menjaga ikatan. Ukiran ini menjadi pengingat bahwa kebahagiaan keluarga harus terus tumbuh dan tidak mudah goyah oleh tantangan. Harapan untuk Generasi Mendatang Setiap kali anak-anak dan cucu berkumpul, mereka akan mendengar cerita tentang ukiran ini. Makna yang terkandung di dalamnya mengajarkan mereka untuk menghargai satu sama lain dan menjaga kebersamaan. Ini adalah warisan yang harus diteruskan, agar rumah ini selalu dipenuhi kebahagiaan. Perlindungan dari Bahaya Pa'Tangke Rapa' juga berfungsi sebagai pelindung. Keluarga percaya bahwa ukiran ini dapat menghalau energi negatif dan menjaga harmoni di antara mereka. Ketika konflik muncul, mereka berkumpul di depan ukiran untuk merenungkan harapan yang terkandung di dalamnya, memperkuat ikatan dan menenangkan hati.
Sejarah Pong Salamba Pong Salamba adalah seorang tokoh penting dalam sejarah pemukiman yang menjadi pusat ekonomi dan sosial bagi masyarakat sekitar di Lantua. Pendiri Pemukiman: Pong Salamba bersama istri tercintanya, Lai Kise, membuka pemukiman yang tidak hanya sebagai tempat tinggal, tetapi juga sebagai pusat usaha perkebunan damar. Pemukiman ini dibangun dengan melibatkan sekitar 40 Pekerja dan keluarga mereka, menciptakan komunitas yang saling mendukung. Usaha Pertanian dan Perkebunan: Di bawah kepemimpinannya, masyarakat mengembangkan usaha perkebunan damar, yang menjadi komoditas utama dan sumber pendapatan penting bagi penduduk setempat. Selain itu, mereka juga menanam tanaman jangka pendek seperti jagung untuk memenuhi kebutuhan pangan. Kehidupan Sosial dan Ekonomi: Pemukiman yang dibangun di sekitar danau yang kaya akan sumber daya ikan ini tidak hanya memberikan tempat tinggal, tetapi juga menjadi lahan mata pencaharian. Danau tersebut mendukung kehidupan masyarakat dengan menyediakan ikan sebagai sumber protein. Warisan dan Kelanjutan Usaha: Setelah meninggal, warisan Pong Salamba diteruskan oleh istri dan anak-anaknya. Mereka berkomitmen untuk menjaga dan mengembangkan usaha yang telah dibangun, hingga anaknya, Sitammu, dan cucunya, Abd. Rahman, melanjutkan tradisi dan nilai-nilai yang telah ada. Peninggalan Sejarah: Pondasi pemukiman ini dan usaha yang dikembangkan masih dikenang sebagai bagian penting dari sejarah Kerajaan Bungku, menunjukkan bagaimana satu individu dapat menciptakan dampak yang signifikan dalam masyarakat.
Palo padang mula – mula tinggal di ra,ri /gunung tibeang. Disitulah ia beristri , dengan seorang wanita yang turun dari langit atau senglo dao mai langgi todiroro damai langi Ia melahirkan seorang anak laki – laki yang bernama pairunan . Pairunan ini dilahirkan ibunya kelangit , justru ibunya kita tidak tahu apakah ia anak malaikat atau siapakita tidak tahu. Sesudah istri palopadang lari kelangit, ia tinggal di malakiri dan beristri lagi dengan sawerigading , dan beliau membuat rumah di tanpa lalong dan ia mempunyai anak dua orang yaitu: 1. Lolong 2. Pongsoe Keduanya tinggal di malakiri , dan pergi berburu sampai sampai di landok tillo, dan ia kembali ke pebunta , dan ia bercerita , nakua kenna lalo ditambai sola pongsoe napatei tu tariando sola sipantu Yang memanggil lalong dan pong soe ialah makole bebunta , dan diberi kan tanah oleh makole pebunta yaitu tanah : yang dikena tembakan / naru sumpira lattu lako bone na patila Punti tingolangan tawana , tedong kianak tingo langan tawana , tedong digere tawana tu ulunna . Belanna lalong sola pongsoe umpaki tu pa,gera lalong mempunyai anak 8 orang dan tinggal dikawasik yaitu : 1. Pong tomok tinggal di karua 2. Pasengoran tinggal dikawasik 3. Bombong langi tinggal di awan dengan manusa 4. Patia laboro tinggal di kaero dengan sanggaela 5. Paeron tinggal di malkiri 6. Kalumbang tinggal di malkiri 7. Nek anggoa tinggal di malkiri 8. Ale tinggal di pare Pong soe melaihirkan satu orang anak yaitu : 1. Tolemo dan tinggal di malakiri Pasengoran mempunyai dua orang anak yaitu: 1. Nek toke tinggal di bamba barat 2. Totondok tinggal di tondok Pasengoran mula mula membangun rumah di to tallang dan nek toke membangun rumah di bamba barat Nek toke mempunyai anak 8 rang: 1. Pobatu 2. Tobalombongan 3. Nek malolo 4. Nek salu 5. Nek maka 6. Nek bai 7. Nek papia 8. To’na Semua anak dari pertama sampai ketujuh tinggal dikawasiksedangkan yang nomor delapan tinggal malerara Melahirkan 3 orang anak yaitu: 1. Nek garu tinggal dikawasik 2. Nek bata tinggal dikawasik 3. Nek taru tinggal di kawasik Nek garu mempunyai 4 orang anak yaitu: 1. Ballo salamba lahir ditondok dengan pasengoran 2. Kendek mempercucu lai anta 3. Potallu mempercucu lai sambi’ 4. Laikaninek mempercucu kasisi Patialaboro melahirkan puang sangala bernamaso’rinding Anak dari lalong no 3 bombong langi adalah nenek kita atau iposodung yang pergi keawan atau mamasa dan kembali kesaddan(sangkaropi) setelah kembali dari mamasa maka beliau tinggal disebuah gunung yang strategis di sangkaropi yang sampai sekarang bernama gunung bohong langi , dan tanda tanda sejarah masih membuktikan samapai sekarang antara lain tempan rumah landasannya dan benteng pertahanan , serta bukti – bukti yang lebih nyata yaitu anjingnya yang menjadi batu yang mana anjing tersebut pada waktu masih hidup paling jago di pakai memburuh dan semua ini telah disaksikan sendiri bapak madjanu ( papa jananti) sewaktu berkunjung ke tator/saddan /sakaropi ( mengunjungi keluarga pihak ayah dan ibu) di tanah toraja disini jelas sekali bahwa hubungan keluarga orang saddan dan balusu erat sekali ( satu nenek dari lalong) dan bapak madjanu telah tahu benar silsilaini Sauallo * bualolo Takkebuku * kappa Itosarembok banua lando tokalukurumanja di belo raja Toparunmangan 7 bersaudara Ni bado Ke 3 * ni melolo Ke 2 * pong salamba Nenek tanah palopo : andi sawerigading Nenek tanah toraja andi tenri abeno Berasal dari nenek mengkalu , keturunan nek garu yaitu: Ballo pong salamba Kendek = lai anta, lai sule Po, tallu= lai sambi Lai kaninek= lai kasisi Keturunan ballo pong salamba yaitu: 1. Majunui pong salamba Tongkonan x lai garu 2. Bamba matompu
Anak Pong Salamba
Majanu, anak dari Pong Salamba, lahir di tana toraja dan tinggal di Tentena, Sulawesi Tengah. Ia adalah seorang petani dan pedagang yang terkenal, sering melakukan perjalanan dagang hingga ke Napu dengan menggunakan kuda. Selain itu, Majanu juga sangat handal dalam berburu jonga (rusa) dalam bahasa daerah. Ia meninggal di Desa Kamba, Poso, Sulawesi Tengah, meninggalkan kenangan yang mendalam bagi keluarganya dan masyarakat sekitar.
Jabi, yang lahir di Toraja dan menetap di Tokarau, adalah sosok yang sangat sederhana dan baik hati. Dikenal karena kedermawanannya, ia selalu siap membantu orang lain dan menjalin hubungan baik dengan masyarakat sekitar. Kepribadiannya yang ramah membuatnya dicintai oleh banyak orang, dan ia menjadi teladan dalam komunitasnya.
Sittamu lahir di Lantua dan menghabiskan sebagian besar hidupnya di sana. Ia kemudian pindah ke Ketimampu bersama anak dan cucunya. Sittamu dikenal sebagai pribadi yang penuh kasih sayang, selalu mendukung keluarga dan menjaga tradisi. Kehadirannya membawa kebahagiaan dan kehangatan bagi keluarganya di tempat baru.
Sunusi adalah seorang pensiunan tentara yang dihormati. Dengan pengalaman dan dedikasinya, ia telah memberikan kontribusi besar selama masa dinasnya. Setelah pensiun, Sunusi tetap aktif dalam komunitas
Lets get in touch and talk about your next project.
Kebersamaan keluarga di Balusu Kawasik, Toraja. Momen penuh kasih dan tradisi, memperkuat ikatan antar generasi dalam suasana yang hangat dan alami
memperlihatkan tradisi dan ritual yang kaya akan makna. Keluarga dan kerabat berkumpul untuk memberikan penghormatan terakhir dalam suasana yang penuh rasa hormat dan kesedihan.
Lorem ipsum text praesent tincidunt ipsum lipsum.
What else?
Lorem ipsum text praesent tincidunt ipsum lipsum.